Nama besar Imam asy-Syafi’i Rahimahullahu Ta’ala tidak asing lagi di kalangan kaum Muslimin. Ialah seorang imam, ‘alim, ahli fiqih, teladan dalam zuhud, dan juga penolong sunnah yang amat monumental.
Imam asy-Syafi’i memiliki banyak kelebihan. Salah satunya dalam hal hafalan yang sangat bagus. Hafal al-Qur’an di usia tujuh tahun. Kelar membaca al-Muwatha’ di hadapan penulisnya yang juga menjadi gurunya di kisaran usia sepuluh tahun. Dalam usia lima belas tahun, beliau sudah diberi otoritas untuk menyampaikan fatwa.
Maknanya, di usia itu, beliau sudah menguasai berbagai cabang ilmu, baik yang terkait al-Qur’an dan ilmu pendukungnya, hadits dan penopangnya, serta berbagai cabang ilmu-ilmu lainnya, termasuk ilmu waris, kaidah ushul fiqih, dan seterusnya.
Jika Imam asy-Syafi’i saja sedemikian hebat, bagaimana lagi dengan gurunya? Bukankah kehebatan seorang murid, salah satu penopang utamanya adalah kualitas guru?
Imam asy-Syafi’i memiliki banyak guru. Selain Imam Malik bin Anas Rahimahullahu Ta’ala, sosok Imam Waki’ bin Jarrah al-Kufi Rahimahullahu Ta’ala juga tercatat sebagai guru beliau yang amat masyhur.
Terkait Imam Waki’ bin Jarrah al-Kufi, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menyampaikan pengakuan, “Ia salah seorang ulama besar terkemuka yang memiliki daya hafal yang sangat kuat. Jika orang lain menghafal dengan susah payah, dia menghafal lancar-lancar saja.”
Imam Waki’ ini tidak pernah membawa buku. Jarang mencatat. Semuanya beliau hafalkan.
Terkait rahasia kuatnya hafalan, suatu hari Ali bin Khasyram bertanya kepada beliau, “Apakah resepnya sehingga hafalanmu begitu kuat?”
Sosok alim nan tawadhu’ ini menjawab, “Resepnya adalah meninggalkan maksiat. Aku melakukannya (meninggalkan maksiat) demi menghafal.”
Imam Waki’ ini pulalah yang pernah disebut oleh Imam asy-Syafi’i dalam salah satu syair yang sangat terkenal.
Kuadukan pada Waki’ hafalanku nan jahat
dia berpesan agar kutinggalkan maksiat
Katanya pula, ilmu itu terang bak kilat
cahaya Allah bukanlah untuk pelaku maksiat
Mari menunduk dalam-dalam. Tak usah melihat kanan-kiri dan sekeliling. Lihatlah hati kita masing-masing. Jika selama ini kita merasa amat susah menghafal al-Qur’an, serasa bebal menghafal hadits dan banyak ilmu-ilmu lainnya, inilah solusi yang mesti kita tempuh.
Jangan abaikan. Resep ini terbukti manjur. Diamalkan oleh Imam asy-Syafi’i dan gurunya-Imam Waki’ bin Jarrah-Rahimahumallahu Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman]
Sumber: kisahikmah.com