Islam memberikan pemahaman kepada kita bahwa kekayaan dan sumber daya yang diberikan oleh Allah kepada kita harus dapat bermanfaat secara baik dan bertanggung jawab. Kita yang memanfaatkan semua sumber daya yang sudah disediakan oleh Allah ini harus bertangggung jawab dan tidak boleh melanggar etika. Kemudian selanjutnya adalah distribusi kekayaan. Sahabat Unisia, Islam sudah menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang merata di seluruh anggota masyarakat.
Tentu kita pahami bersama juga bagi orang-orang yang sudah sampai pada kewajiban nya untuk memberikan zakat, maka hal itu harus dilakukan.
Zakat ini secara prinsip adalah bagaimana sebuah distribusi kekayaan itu dilakukan. Selain itu juga ada wakaf , sedekah dan sebagainya yang merupakan bentuk-bentuk distribusi kekayaan yang dilakukan untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan.
Surat Al Baqarah ayat 275
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ
الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ
فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِۗ وَمَنْ عَادَ
فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Islam berupaya untuk menciptakan sistem ekonomi yang stabil, berkeadilan dan bermanfaat bagi masyarakat. Kemudian lebih jauh lagi hal ini dapat membantu dan mencegah tekanan inflasi yang bisa saja bersifat seasonal ataupun siklikal. Indonesia memiliki beberapa inflasi yang sifat nya musiman, seperti contoh nya pada bulan Ramadhan, Idul Fitri dan pada tahun ajaran baru dan akhir tahun. Itu semua merupakan inflasi yang sifat nya musiman dan semua faktor pendorong nya adalah permintaan atau demand .
Bagaimana strategi pengendalian inflasi dalam perspektif Islam?
Ada beberapa contoh konkret peran masyarakat dalam mengendalikan inflasi.
Kita semua dan sahabat Unisia dapat memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi. Pemerintah memang berperan sebagai regulator pengendalian inflasi namun kita semua juga bisa memilki peran dalam mengandalikan inflasi.
Yang pertama adalah, pemberdayaan ekonomi umat. Masyarakat dan kita semua dapat aktif berpartisipasi dalam praktik ekonomi yang sesuai dengan prinsip Islam, seperti zakat, wakaf, mudharabah dan sebagainya. Jadi dengan memberdayakan ekonomi umat, maka masyarakat dapat mengurangi ketimpangan ekonomi yang merupakan salah satu faktor penyebab inflasi.
Yang kedua, penggunaan dana secara bijaksana. Masyarakat memiliki hak untuk membelanjakan dana atau pendapatan mereka masing-masing. Tetapi penggunaan nya harus bertanggung jawab, dalam arti menghindari praktik yang dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Kemudian juga adanya praktik Spekulasi. Ini merupakan hal yang banyak sekali terjadi di masyarakat sekitar kita. Dapat kita pahami bersama bahwa spekulasi adalah salah satu aktivitas penggunaan dana yang tidak bijaksana yang kemudian dapat menimbulkan tekanan inflasi.
Yang ketiga adalah transparansi dalam transaksi. Dalam sehari-hari sangat mungkin kita melakukan transaksi lebih dari sekali. Kita harus selalu melakukan transaksi yang transparan dan jujur serta menghindari praktik yang melanggar prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam seperti gharar atau ketidakpastian.
Beberapa negara muslim modern berhasil mengendalikan inflasi dengan menggunakan prinsip-prinsip Islam, bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, dan juga telah mengembangkan keuangan sektor syariah yang telah membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan inflasi dari waktu ke waktu.
Adopsi praktik keuangan syariah ini telah membantu mengurangi resiko inflasi yang berlebihan dan mendorong pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Beberapa keberhasilan dan tantangan dalam menerapkan strategi pengendalian inflasi dalam konteks Islam. Pendekatan ekonomi Islam menekankan pada prinsip: Keadilan, transparansi, dan keberkahan dalam pengelolaan keuangan. Adil dan transparan saja juga dinilai tidak cukup jika tidak berkah.
Perkembangan inovasi dalam keuangan syariah melaju sangat signifikan, sahabat Unisia dapat melihat bagaimana perkembangan dari lembaga keuangan mikro syariah dan kemudian instrumen keuangan syariah yang saat ini telah menjadi alternatif yang halal dan berkelanjutan di kalangan masyarakat luas di Indonesia.
Prinsip Islam ini mendorong pemberdayaan masyarakat yang semakin luas dan redistribusi kekayaan yang adil melalui praktik keuangan syariah yang bermacam-macam.
Tantangan untuk meningkatkan ekonomi syariah ini merupakan sesuatu hal yang penting bagi kita untuk terus berikhtiar dan membangun bersama-sama.
Yang pertama adalah penetapan prinsip dengan konsistensi. Salah satu tantangan utama adalah memastikan konsistensi dalam penerapan prinsip ekonomi Islam dalam kebijakan moneter dan fiskal. Hal ini memerlukan kerjasama yang pasti antara lembaga keuangan Islam dan pemerintah, dan semua nya itu harus dijalankan secara harmoni.
Yang kedua adalah pengembangan infrastruktur keuangan syariah. Berkaitan dengan pengembangan infrastruktur keuangan syariah ini, meskipun telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat sekali dalam sektor keuangan syariah, kita masih banyak sekali menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur, yaitu bagaimana menjadi lebih luas dan menjadi lebih inklusif. Dan hal ini memerlukan investasi yang sangat besar sekali untuk mewujudkan pengembangan lembaga keuangan syariah yang lebih luas lagi jangkauan nya.
Yang ketiga adalah pendidikan dan kesadaran masyarakat. Hal ini sangat penting karena pendidikan yang tidak disertai dengan kesadaran masyarakat dalam pengendalian inflasi maka tidak akan sempurna dalam penerapan nya, dan hal ini harus dilakukan secara sustainable atau berkelanjutan.
Dan yang terakhir adalah sebagai masyarakat global, maka penting sekali bagi kita semua untuk dapat mempertimbangkan berbagai perspektif dalam menjawab tantangan ekonomi yang dihadapi dunia.
Islam sebagai agama yang mencangkup aspek-aspek kehidupan dari spiritualitas hingga ekonomi , mengajarkan prinsip hingga ekonomi , menawarkan pandangan yang sangat penting dan sangat berharga dalam pembahasan masalah ekonomi dan pengendalian inflasi.
Di dalam Islam, prinsip keadilan , keberkahan dan transparansi menjadi landasan bagi pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab. Lalu dengan mengikuti ini kita dapat menciptakan sistem ekonomi yang lebih stabil, adil dan berkelanjutan. Penggunaan instrumen syariah seperti zakat, wakaf, mudharabah serta larangan terhadap praktik riba dan spekulasi yang berlebihan dapat membantu pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. Islam sudah mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam membelanjakan dana kita, dan juga kita tidak boleh terpengaruh oleh lingkungan yang dapat menyebabkan masyarakat panik dalam membelanjakan penghasilan nya masing-masing.
Mari kita bersama-sama mempertimbangkan perspektif Islam dalam pembahasan masalah ekonomi. Dengan pemahaman yang kita dapatkan dan mampu melakukan nya dalam praktik ekonomi Islam , kita semua anda dan saya dapat berperan aktif dalam pengendalian inflasi. Pengendalian inflasi utama nya memang menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai regulator , namun kita sebagai anggota masyarakat juga bisa mempunyai peran yang besar dalam hal ini.
Sumber : Listya Endang Artiani, SE., M.Si. Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia