Sahabat UNISIA, radio dakwah Universitas Islam Indonesia, yang dirahmati Allah. Semoga kita selalu dalam keadaan baik dan selalu didalam lindungan Allah yaa…! Amiinn…!
Sahabat UNISIA, siapa yang suka dengan hujan? Atau siapa yang kesel kalau hujan turun? Hehehe, suka tidak suka, hujan pasti akan membasahi bumi Indonesia. Karena negeri kita berada di wilayah khatulistiwa. Berbeda dengan wilayah Afrika, Mesir misalnya, yang hanya dapat hujan dua kali dalam setahun, ketika pergantian musim.
Nah Sahabat UNISIA, walau bagaimanapun, hujan adalah salah satu dari anugrah nikmat Allah yang harus kita syukuri. Di dalam al-Quran Surat Al Waqi’ah ayat 68-70 Allah berfirman yang artinya: “Wahai manusia apa pendapat kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan tersa asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?.”
Di surah An-Nahl ayat 10 Allah juga berfirman yang artinya: “Dialah Tuhan yang menurunkan hujan dari langit bagi kalian. Diantara air hujan itu ada yang menjadi minuman, ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang menjadi makanan bagi ternak kalian.”
Di dalam surah Qaaf ayat 9 Allah juga berfirman yang artinya: “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.”
Nah Sahabat UNISIA, mungkin sebagian kita ada yang bertanya-tanya, jika hujan itu merupakan rahmat dan keberkaan yang harus disyukuri, lalu mengapa ada hujan yang justru menimbulkan bencana alam? Maka jawabannya ada pada surah al-Ruum ayat 41 yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.
Lalu bagaimana cara kita menyikapi hujan, supaya hujan tidak berubah menjadi petaka dan bencana? Nah, berikut ada beberapa amalan yang dapat dikerjakan untuk menyambut keberkahan hujan:
Pertama, takut datangnya adzab ketika mendung. Ketika muncul mendung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khuatir, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah.
Kedua, membaca do’a ketika turun hujan sebagai rasa syukur pada Allah. Sayyidah ’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. Hadis Riwayat Bukhari, Ahmad, dan An Nasai).
Ketiga, turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan do’a. Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.”
Keempat, membaca do’a ketika terjadi hujan lebat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a yang artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”(Hadis Riwayat Bukhari)
Kelima, membaca do’a ketika terjadi angin kencang. Dianjurkan bagi seorang muslim ketika terjadi angin kencang untuk membaca do’a, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan doa yang artinya: Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya”Hadis Riwayat Muslim)
Keenam, membaca do’a ketika mendengar suara petir. Apabila ’Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan doa yang artinya: Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya kerana rasa takut kepada-Nya.”
Ketujuh, mengambil berkah dari air hujan. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga tersiram hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kerena hujan ini baru saja Allah ciptakan.”(Hadis Riwayat Muslim no. 898).
An-Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala. Oleh kerana itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk atau mengambil berkah dari hujan tersebut.
Kedelapan, dianjurkan berwudhu dengan air hujan. Dalilnya, “Apabila air mengalir di lembah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.” (Hadis riwayat Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, dan Ahmad)
Kesembilan, tidak boleh mencela hujan. Sebahagian dari kita ketika turun hujan mungkin sering berucap “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”, atau dengan kata-kata bernada celaan lainnya. Ketahuilah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasihatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin kerana kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.
Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa atau waktu, padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,”Janganlah kamu mencaci maki angin.” (Hadis riwayat Tirmidzi)
Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa atau waktu dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.
Dan yang terakhir, kesepuluh, membaca doa setelah turun hujan. Do’anya adalah yang artinya: “Kita diberi hujan kerena kurnia dan rahmat Allah.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Nah Sahabat UNISIA, begitulah sekilas tentang fenomena hujan dan cara kita bersikap ketika hujan turun. Semoga kita dan negeri ini selalu diberi keberkaan oleh Allah SWT.
Sekian dulun ya Mausu’ah nya. Semoga bermanfaat!