Peringatan Hari Kemerdekaan selalu diperingati setiap tahun nya oleh masyarakat dengan berbagai aktivitas seperti upacara bendera, perayaan lomba, berbagai acara hiburan , tirakatan, hingga kunjungan edukasi sejarah ke museum yang dilakukan oleh sebagian masyarakat terutama siswa atau pelajar.
Penting bagi kita semua untuk mempelajari sejarah bangsa sehingga akan muncul rasa syukur dan muncul rasa berjuang untuk terus mempertahankan nya dan untuk memperbaiki keadaan bangsa kita. Mempelajari sejarah menjadi sebuah bekal untuk bangkit dari keterpurukan. Dengan mempelajari sejarah, kita menghayati kembali asasi yang hilang seiring hilang nya peradaban. Hampir semua bangsa dan umat yang ada di dunia ini memiliki sebuah siklus. Siklus ini merupakan peradaban manusia di dalam sebuah zaman, ketika adanya zaman keterpurukan maka akan melahirkan kesadaran, kemudian dari kesadaran akan melahirkan suatu perjuangan, kemudian dari perjuangan akan melahirkan sebuah zaman kejayaan.
Namun siklus berikut nya yang patut untuk kita waspadai adalah suatu kejayaan dapat melahirkan kelalaian. Kemudian akan berputar kembali, kelalaian akan melahirkan keterpurukan. Keterpurukan kemudian melahirkan kesadaran. Siklus ini terus terjadi.
Apa yang terjadi pada peradaban antar bangsa & antar negara?
Satu hal yang terlihat berbeda antar bangsa negara adalah berapa lama dari setiap siklus tersebut dapat terjadi. Ada sebuah bangsa yang sedang mengalami siklus lalai menuju keterpurukan nya terjadi secara pelan-pelan, namun mereka cepat sadar dan kemudian bangkit dan berjuang bersama untuk mencapai kejayaan nya kembali. Juga ada bangsa yang mengalami masa-masa waktu keterpurukan yang lama sekali dan tidak juga sadar bahwa mereka sedang terpuruk, begitupun sebalik nya juga ada bangsa yang mengalami zaman kejayaan namun hanya mengalami waktu yang sangat singkat saja dan kemudian menjadi lalai lebih lama, naudzubillah.
Seberapa lama siklus kejayaan dan keterpurukan dari sebuah bangsa ini dapat dilihat dari seberapa besar kekuatan bangsa tersebut. Kekuatan bangsa ini bisa ditumbuhkan dengan bagaimana bangsa itu memahami bangsa nya dan menghargai sejarah dari masa lalu nya.
Jadi secara teori , adalah sebuah langkah yang bagus ketika negara tersebut sedang mengalami zaman kejayaan namun tetap merasa sedang terpuruk. Dipandang sedang berjaya oleh bangsa lain namun bangsa tersebut tetap melakukan pembenahan perbaikan secara terus menerus agar kejayaan yang telah dicapai nya akan terus meningkat. Jangan sampai terjadi hal yang sebalik nya ketika bangsa kita sendiri sedang terasa bagus namun sebenarnya oleh bangsa lain melihat bangsa kita sedang terpuruk.
Ada sebuah contoh pada abad ke 19, sebuah bangsa bernama Daulah Usmaniyah yang sekarang disebut negara Turki yang pada abad tersebut sedang mengalami kejayaan dengan bentang wilayah yang begitu luas. Pada abad itu bangsa tersebut memulai pembangunan berbagai bangunan megah raksasa dan besar yang tidak pernah dilakukan oleh bangsa lain nya pada saat itu, namun hal tersebut justru dilakukan saat bangsa itu mengalami decline atau kemunduran. Hal ini justru berbanding terbalik dengan saat awal-awal sejarah zaman kejayaan bangsa Usmaniyah tersebut, ketika para Sultan pemimpin mereka yang lebih sering menghabiskan waktu nya untuk duduk di punggung kuda dibanding duduk di atas singgasana kerajaan, sehingga mampu meluaskan wilayah bangsa mereka hingga sampai ke ujung negeri.
Disini bisa diambil pelajaran bahwa kemewahan yang gemerlap sungguh bisa mampu membuat manusia menjadi terlena.
Siklus peradaban sebuah bangsa diceritakan oleh Ibnu Khaldun dalam sebuah karya nya yang berjudul Muqaddimah pada abad ke 14. Beliau menceritakan bagaimana dan kenapa sebuah negara dan peradaban bangsa bisa tumbuh. Kemunduran suatu bangsa adalah hal alamiah yang bisa terjadi, tetapi di luar sifat alamiah tersebut kita harus memahami dengan benar apa akar dari kemunduran suatu bangsa. Berdasarkan penelitian dari Ibnu Khaldun, Kehancuran yang menimpa peradaban itu disebabkan oleh kezhaliman dan juga penyitaan. Ini merupakan gejala pasti yang tidak terelakkan dan kemudian konsekuensi buruk nya akan dirasakan oleh negara tersebut. Kita juga tidak bisa mengartikan secara mentah bahwa kezhaliman ini hanya dilakukan oleh penguasa, tetapi juga dilakukan oleh sebagian di kalangan masyarakat pada umum nya. Masyarakat yang melakukan kecurangan, korupsi kecil yang dilakukan secara bersama-sama secara terus menerus juga dapat membuat sebuah bangsa menjadi buruk dan menuju kemunduran. Jika kita ingin memiliki para pemimpin yang adil dan tidak zhalim maka sebagai masyarakat dan individu sebaik nya kita senantiasa untuk menghindari perbuatan zhalim, perbuatan curang, korupsi, tidak membayar zakat dan menjauhi perbuatan buruk lain nya.
Membangun peradaban yang baik mulai dari keluarga.
Sahabat Unisia, untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan telah diraih bangsa ini, kita harus menumbuhkan semangat juang dalam diri kita sesuai dengan porsi kita masing-masing. Dalam perayaan kemerdekaan negara saat ini kita memang harus memperingati nya dengan mengingat jasa para pahlawan nasional yang telah memberikan jasa jiwa raga nya kepada tanah air. Tak kurang juga, terdapat banyak sekali tokoh pahlawan lokal di setiap kota besar yang telah memberikan jasa nya dalam membangun kemerdekaan dalam sejarah bangsa ini.
Membangun peradaban yang baik bagi generasi selanjut nya dapat dimulai dari bagian masyarakat yang paling kecil yaitu keluarga. Sebagai orang tua yang memiliki peran dalam memberikan edukasi pelajaran yang berharga bagi generasi selanjut nya, sekaligus juga berperan sebagai madrasah pertama bagi anak-anak nya, maka selalu perbaiki diri kita menjadi sosok yang baik, sebagai panutan bagi perkembangan anak sehingga suatu saat nanti mereka akan tumbuh menjadi sosok pribadi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Satu orang anak yang dididik dengan baik akan menularkan kebaikan nya kepada anak yang lain sehingga akan memberikan multiplier effect, efek beruntun bagi lingkungan sekitar nya, kemudian ketika dia tumbuh besar maka dia akan dapat memberikan kebaikan bagi lingkungan yang lebih luas. Kita perlu untuk membangkitkan sense of journey kepada generasi penerus kita, bahwa sebagai muslim kita sedang berjuang di dalam kehidupan kita, sebagai khalifah di muka bumi ini dengan mengikuti ajaran agama kita dengan baik, dengan tidak berbuat zhalim, dan juga tidak lelah untuk memberi manfaat kebaikan bagi diri sendiri, keluarga kita, lingkungan kita dan juga bagi bangsa kita ini. Kita dapat mensyukuri kemerdekaan yang telah diraih bangsa ini dengan perubahan yang baik bagi diri kita sendiri, mulai dari sekarang dan dimulai dari hal yang kecil sebagai warga negara Indonesia.
sumber : Rakhmawati, S.Stat.,M.A.,M.Sc – Dosen Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia