Your browser does not support the audio element.
Radio Unisia
  • Home
  • Audio
    • FIQIH
    • HADIS
    • KAJIAN
    • MUTIARA IMAN
    • PENCERAHAN
    • SIRAH
    • TAFSIR
    • TASAWUF
  • Artikel
    • Mausu’ah
    • Hikmah
  • Tafsir UII
    • Artikel Tafsir UII
    • Audio Tafsir UII
  • Jadwal
    • Harian
    • Mingguan
  • Profil
    • Struktur Manajemen
    • Ihwal
    • Kontak
    • Visi Misi Radio Unisia

Bencana alam menurut kajian ilmiah. Musibah atau berkah?

Posted on June 12, 2025June 12, 2025 by admin


Seringkali kita melihat perspektif di dalam lingkungan masyarakat dalam menyikapi fenomena suatu bencana alam dengan pandangan yang berbeda dan juga tidak sedikit kita menemukan masyarakat yang berkomentar bahwa suatu bencana alam itu selalu dihubungkan dengan azab, namun juga terdapat beberapa kalangan di masyarakat yang menganggap sebuah bencana alam itu adalah suatu peringatan yang akan memunculkan suatu keberkahan.
Menurut peraturan perundang-undangan penanggulangan bencana , UU nomer 24 tahun 2007. Disebutkan bahwa jika terjadi sebuah fenomena alam dan jika hal tersebut tidak sampai mengganggu kehidupan manusia, tidak merugikan manusia ataupun tidak merusak bangunan dan tidak menimbulkan korban jiwa dan sebagainya, maka kita belum bisa menyebut hal itu sebagai sebuah bencana. Fenomena tersebut disebut sebagai kejadian alam biasa atau juga gempa bumi.
Namun jika hal tersebut sudah merusak bangunan milik manusia, menghilangkan mata pencaharian dan menyebabkan kerugian yang signifikan maka hal itu akan disebut sebagai bencana gempa bumi.
Sebagai seorang muslim , di dalam ajaran agama Islam kita harus mengimani bahwa setiap kejadian alam adalah ayat kauniyah, dan tanda-tanda kebesaran Allah juga sekaligus bentuk ujian, peringatan dan sekaligus juga bisa menjadi bentuk azab. Dalam hadits riwayat dari Abu Dawud, sahih, disebutkan “Bahwa sesungguhnya adzab umat ini di dunia dalam bentuk gempa bumi, fitnah dan pembunuhan”.

Jika kita tilik lebih dalam , Apakah kejadian seperti ini sebenarnya adalah azab , musibah atau rahmat? Semua ini tergantung dari siapa yang mengalaminya, dan bagaimana dia menyikapinya.
Sahabat Unisia, bagi orang yang beriman, yang bersabar dan bertawakal, gempa ini bisa menjadi penghapus dosa. Dalam hadits riwayat Bukhori dan Muslim disampaikan, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kesulitan, kepayahan, kesedihan, bahkan duri yang menusuk nya kecuali Allah menghapuskan dosa-dosa nya karena nya.”
Jadi bagi orang yang beriman, bersabar, dan bertawakal, hal ini justru bisa menjadi penghapus dosa. Namun bagi yang lalai, ini dapat menjadi sebuah peringatan yang keras bagi mereka.

Dari semua itu kita bisa melihat bagaimana cara menyikapi dari sisi orang yang beriman dan dari sisi orang yang lalai. Sehingga perspektif yang kita lihat di sini adalah ada orang yang melihat nya sebagai rahmat dengan bisa menghapuskan dosa-dosa nya jika bersabar dan bertawakal dan ada juga yang memaknai nya sebagai peringatan keras atau azab.

Jika kita refleksi melihat dari kejadian bencana alam gempa bumi pada tahun 2006 silam yang terjadi di wilayah kota Yogyakarta saat itu memang menjadi sebuah bencana gempa bumi yang cukup besar dalam sejarah kota tersebut dengan korban hingga ribuan orang. Kejadian ini menjadi sebuah tragedi nasional, sekaligus ini juga menjadi momentum kebangkitan spiritual dan sosial.
Sebuah bencana alam besar yang terjadi selain menjadi sebuah tragedi nasional , hal ini juga bisa menjadi sebuah momentum kebangkitan spiritual dengan mulai mendekatkan diri kepada Allah, meminta pertolongan kepada Allah. Selain itu juga dari sosial kebersamaan di masyarakat terlihat saling melakukan gotong royong membantu satu sama lain dan saling menguatkan. Dari sisi kemanusiaan dan sosial juga banyak kegiatan donasi yang dibuka oleh banyak pihak.
 
Bencana alam dari sisi ilmu pengetahuan

Dari ilmu pengetahuan engineering dan rekayasa khusus nya di dalam bidang engineering, bencana alam seperti gempa bumi ini membuka kesadaran di dalam masyarakat luas bahwa kita juga membutuhkan bangunan yang tahan dari guncangan gempa bumi. Selain hal tersebut, juga diharapkan untuk dapat memiliki sistem mitigasi yang lebih baik, karena dengan ada nya sistem mitigasi yang baik maka serangkaian pencegahan hingga penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah tersebut akan dapat membawa manfaat yang lebih baik bagi masyarakat sekitar yang terdampak. Edukasi pendidikan terkait bencana alam juga sudah seharus nya bisa diajarkan dengan baik bagi masyarakat secara umum dan juga masuk kedalam kurikulum pada jenjang sekolah. Karena diharapkan agar semua orang dapat mengenal apa itu kejadian gempa bumi, dan apa juga yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi, belajar mencari perlindungan diri dengan cepat, dan sekaligus sebaik nya dapat dilakukan simulasi tanggap bencana di masyarakat, karena hal ini juga memberikan manfaat agar masyarakat tidak mudah panik ketika menghadapi sebuah kejadian gempa bumi ataupun keadaan bencana lain nya.
Salah satu negara yang sering menjadi percontohan dunia mengenai mitigasi bencana gempa bumi adalah negara Jepang. Negara tersebut juga memiliki karakter wilayah tanah yang mirip sama dengan Indonesia karena sama-sama memiliki lempeng subduksi , sementara di pulau jawa sebagai pulau dengan kepadatan penduduk yang tinggi ini juga memiliki zona lempeng subduksi pertemuan antara lempeng eurasia dengan lempeng indo-australia. Negara jepang memiliki Nankai Trough atau pelat Nankai sedangkan di pulau jawa di bagian selatan terdapat segmen Benioff dan juga Megatrust.

Gempa bumi adalah benar merupakan sunnatullah maka kita harus beradaptasi dengan ilmu dan teknologi. Disinilah salah satu peran besar dari ilmu teknik sipil sebagai bagian dari amar makruf, membangun dalam tujuan untuk mencegah kerusakan besar yang dapat ditimbulkan akibat sebuah kejadian alam yang dapat diantisipasi dalam pembangunan sebuah bangunan. Selain mencegah kerusakan juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan jiwa. Di civil engineering ada ilmu yang membahas tentang desain merancang struktur bangunan tahan gempa dan hal ini juga memiliki acuan nya sendiri yaitu dengan standar Indonesia. Kemudian di dalam ilmu ini juga mengembangkan elemen-elemen struktur seperti pondasi , struktur balok dan kolom , serta kemudian juga struktur sambungan bangunan yang tahan terhadap goncangan gempa bumi.
Untuk memperkuat terhadap gempa ilmu sipil engineering ini bisa juga bisa untuk berkolaborasi dengan ilmu lain seperti ilmu geografi terutama untuk melakukan pemetaan pada wilayah-wilayah tertentu yang rawan terhadap gempa bumi. Serangkaian kegiatan ini juga merupakan sebuah mitigasi , dengan mengedepankan pencegahan sebagai upaya untuk menurunkan resiko bencana.
Kemudian kita juga akan mendorong masyarakat untuk menggunakan bahan bangunan yang fleksibel dan tahan gempa. Sangat penting sekali untuk memberikan edukasi pengetahuan ini kepada masyarakat luas tentang bangunan rumah sederhana tahan gempa yang bertujuan untuk memberikan resiko seminimal mungkin saat terjadi nya gempa bumi.

 
Bagaimana kita sebagai muslim dalam menyikapi sebuah kejadian alam.

Sahabat Unisia jika kita sudah tau bahwa ini adalah suatu kejadian yang memang datang nya atas izin Allah, maka sebagai seorang muslim kita harus memahami bahwa kalau itu semua dari Allah maka hal itu yang terbaik. Bagaimana cara kita menyikapi nya dengan adanya kejadian alam yang terjadi itu semua tergantung pada individu kita sendiri masing-masing. Jika kita adalah seorang muslim yang beriman maka kita harus mengimani bahwa ini semua adalah takdir dari Allah dan kemudian kita harus segera bangkit dari kejadian tersebut. Memohon perlindungan kepada Allah dan sebisa mungkin untuk segera bangkit jika kita menemui masalah seperti hal nya kejadian kerusakan akibat bencana alam yang mungkin telah merusak tempat tinggal kita, ataupun jika di tempat kita kerja mencari nafkah terdampak bencana agar kita bisa segera memperbaiki dan berdoa kepada Allah untuk mendapat jalan keluar yang terbaik.

Sebaik nya masyarakat tidak kembali kepada paradigma lama yang menyebut jika belum terjadi bencana alam maka kita tidak perlu untuk melakukan persiapan pencegahan maupun kajian mitigasi bencana. Karena jika hal ini tidak dilakukan tentu akan menyebabkan masyarakat menjadi panik saat terjadi nya kejadian alam tersebut, jika tanpa memiliki pengetahuan yang cukup. Dengan ada nya upaya mitigasi ini maka kita sudah berusaha untuk meminimal kan segala resiko yang bisa terjadi bila mana terjadi gempa bumi dan memiliki pengetahuan yang baik tentang bangunan tahan gempa yang lebih kokoh.
 

Di dalam surah Al-Araf ayat 56

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.

Di ayat tersebut diceritakan bahwa manusia juga berpotensi membawa kerusakan untuk bumi, padahal Allah memerintahkan kita sebagai khalifah di muka bumi ini untuk selalu melestarikan bumi ini. Jika kita sebagai muslim yang taat mengimani ayat-ayat di dalam Al-Quran maka sebaiknya jangan sampai membawa kerusakan di bumi milik Allah ini. Salah satu nya seperti sikap yang tidak peduli dengan lingkungan, ataupun tidak memiliki pengetahuan tentang aspek kebencanaan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan yang di kemudian hari ternyata bisa menyebabkan potensi bencana alam dan merugikan kita semua. Sudah banyak sekali bencana alam yang ternyata awal mula nya diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri, seperti bencana banjir yang diakibatkan penumpukan sampah yang selalu menjadi urusan kita setiap hari nya namun masih sering tidak dilakukan dengan benar dalam pengolahan nya dan hanya dibuang di sekitar sungai yang akhir nya mengakibatkan pendangkalan air, merusak ekosistem dan akhir nya menjadi bencana banjir. Sementara dalam bencana gempa bumi, perlu kita ketahui sebenarnya gempa bumi itu sendiri memiliki resiko yang tidak besar, namun dengan ada nya berbagai bangunan yang tidak baik dalam perencanaan pembangunannya dan tidak tahan gempa maka hal ini yang berpotensi mengakibatkan resiko nya menjadi lebih besar. Mari bersama-sama kita memberikan informasi dalam mitigasi kebencanaan ini dengan ilmu yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
 
sumber : Ir. Yunalia Muntafi , S.T., M.T., Ph.D   – Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Posted in Uncategorized

Post navigation

Mengungkap Fakta Kelam Judi Online

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pondok pondok pondok pondok pondok pondok pondok pondok
PT. UNISIA MEDIA UMAT
FREKUENSI: AM STEREO 1179 KHZ
OFFICE / STUDIO: KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, LT. II SAYAP TIMUR
JL. DEMANGAN BARU NO. 24 YOGYAKARTA 55281
PHONE: 0274-545196 SMS: 0822 2192 9779