Setiap generasi dan setiap jaman memiliki tantangan nya masing-masing, dan saat ini tantangan kita cukup unik, menarik dan berbeda dengan sebelum nya.
Dengan adanya digitalisasi di berbagai sektor kehidupan, terjadi banyak lompatan yang menyebabkan kondisi disrupsi untuk umat, dan hal ini terjadi di berbagai kalangan usia. Tidak hanya terjadi pada anak muda saja yang pada umum nya sudah update dengan perkembangan teknologi pada keseharian hidup mereka tetapi juga pada semua generasi yang juga mengalami hal ini.
Perkembangan jaman membawa konsekuensi masing-masing dan juga penyikapan masing-masing.
Salah satu yang terdampak kuat adalah generasi muda. Syubbanul yaum rijalul ghad , Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Tapi realitas di masyarakat yang terjadi saat ini mungkin juga menjadi pertanyaan bagi kita semua , apakah generasi muda saat ini sudah berada di jalur yang tepat ataukah mereka masih sedang dalam proses untuk mencari jadi diri nya saat ini.
Dengan adanya disrupsi digital, maka ini akan dapat membawa bangsa kita atau khusus nya pada umat muslim untuk bisa membuat kita semakin baik, semakin melejit dengan cepat dengan segala informasi yang ada dan mudah untuk diakses, namun pada sisi lain nya hal ini juga menyebabkan ada banyak permasalahan umat yang terjadi pada saat ini.
Permasalahan yang sangat marak terjadi di masyarakat pada saat ini , antara lain seperti ada nya pinjaman online yang disalahgunakan untuk perjudian online, kemudian juga ada nya masalah kesehatan mental akibat media sosial, dan berbagai masalah lain nya yang sepertinya perlu perhatian kita semua untuk mengatasi nya.
Perlu untuk membangun kesadaran yang luas di masyarakat tentang bagaimana kita menyikapi media yang saat ini ada dengan kedua belah sisi nya. Sisi yang menguntungkan, bagian yang memiliki nilai positif yang baik yang dapat kita manfaatkan sebaik mungkin namun pada sisi yang lain juga ada yang harus diwaspadai dan diantisipasi. Sehingga alat-alat teknologi yang ada sekarang ini di dalam Islam dinilai sebagai sesuatu benda yang sifat nya netral. Maka di dalam Islam tidak dikenal bahwa alat-alat teknologi itu berdasarkan status hukum nya, misalnya pada alat handphone , maka barang itu status hukum nya adalah Mubah.
Tips untuk melepas kecanduan dengan gadget perangkat elektronik di dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu kita pahami bahwa pada alat-alat elektronik di dalam keseharian kita memiliki porsi nya masing-masing yang harus digunakan sesuai dengan kadar nya. Ada hal-hal yang alhamdulillah bisa kita dapatkan manfaat nya dari kehadiran alat-alat ini untuk membantu kehidupan kita sehari-hari. Apalagi dengan kemajuan teknologi dengan ada nya jaringan internet yang memudahkan kita untuk dapat bertemu bertatap muka ber-telepon dengan orang yang jauh disana sekaligus dengan tampilan visual nya. Bila alat tersebut digunakan sesuai dengan porsi nya, maka ada kebaikan yang bisa kita raih. Seperti contoh nya jika hal ini digunakan untuk pembelajaran daring , begitu juga dengan Radio Unisia yang bisa kita dengarkan setiap hari berkat dengan adanya teknologi digital pada saat ini, kita bisa memperoleh ilmu dan informasi seputar keagamaan dengan mudah.
Yang kedua adalah adanya hukum di dalam agama Islam yang memilah antara hal-hal yang sifat nya wajib, sunnah dan mubah. Hal ini perlu untuk kita ketahui ketika sedang menggunakan perangkat teknologi , khusus nya dalam bermedia sosial. Ada hal-hal yang sifat nya wajib untuk diketahui, hal yang sunnah untuk diketahui oleh seseorang dan kemudian hal-hal yang sifat nya mubah atau juga hal yang sebaiknya tidak diketahui oleh seseorang.
Ketika kita sedang menggunakan media sosial dengan menggunakan perangkat telepon genggam misal nya, maka akan ada kecenderungan dari kita untuk men-scroll berbagai banyak cerita maupun berita yang saat itu tersedia pada sebuah media sosial. Hal ini akan berdampak pada berbagai macam informasi yang masuk kepada kita, walaupun bisa saja informasi yang tersedia saat itu sebenarnya tidak kita butuhkan, ataupun bahkan hanya berbagai gambar, video atau tulisan yang tidak kita pahami apa maksud nya. Ini adalah yang harus kita pilah, bahkan ada beberapa hal yang sebaik nya tidak perlu untuk kita ketahui, misal nya berbagai berita tentang sebuah gosip artis selebriti atau sebuah cerita tertentu yang belum tentu terbukti kebenaran dibalik nya. Begitu juga dengan adanya fenomena viral di media sosial yang belum tentu terdampak dalam kehidupan kita, maka hal itu tidak perlu kita ketahui tidak apa-apa. Tidak semua hal perlu diketahui.
Yang ketiga adalah kehadiran perangkat-perangkat elektronik ini tidak semua nya bisa menyelesaikan masalah. Ada yang memang bisa diselesaikan dengan perangkat ini dan juga tidak bisa diselesaikan dengan perangkat ini. Kita harus meletakan sesuai porsi nya, seperti contoh nya ketika kita sedang belajar, ada yang bisa belajar dengan secara daring namun tentu saja banyak hal yang lebih baik jika dilakukan dengan belajar langsung kepada orang yang memiliki ilmu nya.
Apa yang kita butuhkan dan hadapi di media sosial.
Kita setiap manusia memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam setiap hari nya. Tapi mengapa ada sebagian orang-orang yang dengan waktu nya tersebut mereka mampu menggunakan nya dengan sangat baik sekali dan bahkan dapat melakukan hal-hal yang berguna bermanfaat bagi orang-orang lain di sekitar mereka?. Ini adalah konsep keberkahan waktu, dimana setiap manusia yang diciptakan oleh Allah harus bisa memberikan manfaat yang baik kepada makhluk lain nya. Konsep keberkahan di dalam Islam juga sederhana yaitu dengan bertambah nya kebaikan. Hal ini bagaikan sebuah sumur yang selalu diambil air nya terus menerus setiap waktu setiap hari, namun hal ini tidak akan mengeringkan nya. Maka muslim yang baik hendak nya dapat menggunakan waktu nya dengan baik seperti sumur tersebut yang dalam keseharian nya dapat memberikan manfaat yang baik bagi dirinya sendiri, keluarga dan orang lain di sekitar nya.
Perubahan zaman memang tidak dapat kita hindari namun dalam pencegahan nya jika dalam keluarga kita atau di dalam lembaga pendidikan kita ajaran Islam telah menjadi pegangan panutan, maka insya Allah tidak akan ada tindakan yang negatif seperti yang kita bahas tadi. Bahkan untuk sekedar menghabiskan banyak waktu nya dengan di depan gadget pun rasanya tidak. Min Husni Islamil Mar’i tarkuhu Mala yaknihi , artinya “Salah satu kebaikan seorang muslim itu adalah meninggalkan apa yang sebenarnya tidak bermanfaat bagi dirinya”.
Memang ada banyak masalah berat yang belakangan ini dapat kita jumpai di media sosial yang disebabkan oleh berbagai masalah hidup. Namun jika seseorang itu memiliki akidah yang kuat, ibadah nya baik dan seseorang itu membaca kitab dengan ilmu yang benar, maka sebenarnya semua itu sudah dapat membantu seseorang itu untuk memberikan kekuatan pada diri nya dalam menyelesaikan masalah-masalah nya. Dengan keyakinan akidah yang kuat bahwa semua masalah itu nanti akan Allah yang memberikan solusi nya. Mengenalkan tauhid, ibadah yang rutin dan akhlak mulia menjadi prioritas dalam keluarga kita, insya Allah semua bisa menjadi baik, dan persoalan komunikasi ini menjadi prioritas dalam hubungan di dalam keluarga kita masing-masing.
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرَفَةَ عَيْنٍ.
Artinya: Wahai yang Maha Hidup! Wahai yang Maha Kekal selamanya, dengan Rahmat Engkau aku memohon pertolongan daripada sebarang kesukaran. Perbaikilah bagiku setiap urusanku dan janganlah Engkau biarkan aku mengurusi diriku sendiri walau sekedip mata.” (Hadits Hasan oleh Al-Hakim)
“yaa hayyu ya qayyum birahmatika astaghiitsu, ashlih lii syaknii kullahu, wa laa takilnii ila nafsii tarafata ‘aini”. Ini adalah salah satu tips kesehatan mental yang sangat baik sekali yang telah disebutkan di dalam ajaran agama Islam. Di akhir doa tersebut disebutkan, “Jangan Engkau meninggalkan aku dalam urusan ku walau dalam sekejap”. Yang berarti semua urusan kita di hari itu akan dibersamai Allah, akan ditolong Allah.
Kita amalkan sebaik mungkin insya Allah waktu kita akan kembali barokah. Setiap waktu bisa kita gunakan untuk beribadah mencari keberkahan.
Narasumber :
H. Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A.
Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si. – Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Iwan Awaluddin Yusuf, SIP., M.Si., Ph.D. – Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia