Sahabat Radio UNISIA, jika kita melihat kepada Hadis Jibril ketika mengajari Rasulullah dan para Sahabat, maka dapat kita ketahui bahwa pokok-pokok ajaran Islam setidaknya dibagi menjadi tiga, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Apa itu Ihsan? Rasulullah menjelaskan bahwa Ihsan adalah, kamu menyembah Allah seakan-akan kamu malihat Allah, tapi jika tidak mampu melihat Allah, maka yakinlah Allah pasti melihatmu.
Nah, dari Ihsan inilah kemubeliau lahir ajaran Tasawuf. Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Orang yang mendalami Tasawuf ini biasanya disebut dengan Sufi.
Lalu, tahukah Anda siapa salah satu tokoh sufi yang sangat berpengaruh?!
Yups, beliau adalah Syaikh Asy-Syadzili.
Namanya lengkapnya adalah Abu al-Hasan Asy-Syadzili al-Hasani. Abu al-Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan Abu al-Hasan asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW.
Sebagian besar sumber yang berbicara tentang sejarah Asy-Syadzili sepakat bahwa beliau lahir di negeri Maghrib pada tahun 593 Hijriyah atau tahun 1197 Masehi, di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah. Beliau tumbuh di desa ini.
Beliau menghapal Al-Quran Al-Karim dan mulai mempelajari ilmu syariat. Kemubeliaun beliau pergi ke kota Tunis ketika masih sangat muda. Beliau tinggal di sebuah desa yang bernaman Syadzilah. Oleh karena itu, beliau dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun beliau tidak berasal dari sana. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau dinisbatkan kepada desa tersebut karena beliau tekun beribadah di sana.
Secara pribadi Abu al-Hasan asy-Syadzili tidak meninggalkan karya tasawuf. Begitu juga dengan muridnya, Abu al-Abbas al-Mursi, kecuali hanya sebagai ajaran lisan tasawuf, doa, dan hizib.
Adalah Ibnu Atha’illah as-Sukandari, orang pertama yang menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi Abu al-Hasan Asy-Syadzili dan juga murid beliau Abu al-Abbas al-Mursi. Dengan demikian khazanah tareqat Syadziliyah tetap terpelihara. Ibnu Atha’illah juga orang yang pertama kali menyusun karya paripurna tentang aturan-aturan tareqat tersebut, pokok-pokoknya, prinsip-prinsipnya, bagi angkatan-angkatan setelahnya.
Sebagai ajaran Tareqat ini dipengaruhi oleh Imam al-Ghazali dan al-Makki. Salah satu perkataan asy-Syadzili kepada murid-muridnya adalah: “Seandainya kalian mengajukan suatu permohonanan kepada Allah, maka sampaikanlah lewat Abu Hamid al-Ghazali”.
Beliau juga pernah berkata: “Kitab Ihya’ Ulumuddin, karya al-Ghazali, mewarisi anda ilmu. Sementara Qut al-Qulub, karya al-Makki, mewarisi anda cahaya.”
Beberapa ajaran penting yang ditekankan oleh Syaikh Asy-Syadzili adalah:
- Tauhid dengan sebenar-benarnya tauhid, yaitu yang tidak musrik kepada Allah.
- Ketaqwaan kepada Allah swt lahir dan batin, yang diwujudkan dengan jalan bersikap wara’ dan Istiqamah dalam menjalankan perintah Allah swt.
- Konsisten mengikuti Sunnah Rasul, baik dalam ucapan maupun perbuatan, yang direalisasikan dengan selalu bersikap waspada dan bertingkah laku yang luhur.
- Berpaling hatinya dari makhluk, baik dalam penerimaan maupun penolakan, dengan berlaku sadar dan berserah diri kepada Allah swt.
- Ridho kepada Allah, baik dalam kecukupan maupun kekurangan, yang diwujudkan dengan menerima apa adanya atau qana’ah.
- Kembali kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, yang diwujudkan dengan jalan bersyukur dalam keadaan senang dan berlindung kepada-Nya dalam keadaan susah.
Tareqat Syadziliyah terutama dan biasanya menarik bagi kalangan kelas menengah, pengusaha, pejabat, maupun pengawai negeri. Mungkin karena kekhasan ajaran Tareqat ini yang tidak begitu membebani pengikutnya dengan ritual-ritual yang memberatkan, seperti yang terdapat dalam tareqat-tareqat lainnya. Setiap anggota Tareqat ini wajib mewujudkan semangat tareqat di dalam kehidupan dan lingkungannya sendiri, dan mereka tidak diperbolehkan mengemis atau mendukung kemiskinan. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian menonjol dari anggota tareqat ini adalah kerapian mereka dalam berpakaian.
Tareqat Syadziliyah mempunyai pengaruh yang besar di dunia Islam. Sekarang tareqat ini tersebar di Afrika Utara, Mesir, Kenya, dan Tanzania Tengah, Sri langka, Indonesia dan beberapa tempat yang lainnya termasuk di Amerika Barat dan Amerika Utara.
Beberapa perkataan Syaikh Asy-Syadzili yang terkenal adalah:
“Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk dapat selalu taat kepada Allah yang memiliki pemelihara dirimu.”
Beliau juga pernah berkata: “Seorang arif adalah orang yang megetahui rahasia-rahasia karunia Allah di dalam berbagai macam bala’ dan ni’mat yang menimpanya sehari-hari, dan mengakui kesalahan-kesalahannya di dalam lingkungan belas kasih Allah kepadanya dan bersyukur atas syukur yang mendalam.”
Sungguh merupakan pembentukan suasana batin yang mengagumkan bukan?!
Nah begitulah Sahabat Radio UNISIA, sekilas tentang Syaikh Asy-Syadzili dan tareqatnya Syadziliyah. Semoga kita semua dapat mengikuti jejak para auliya Allah yang dikaruniai oleh Allah ketaatan dan berserah diri yang luar biasa kepada-Nya. Amin.