Al-Baqarah ayat 1-5
Ayat 1 adalah salah satu dari huruf-huruf muqatha’ah, yang hanya Allah sajalah yang mengetahui makna yang sesungguhnya. Ayat 2 menerangkan bahwa Al-Quran itu tidak ada keraguan padanya karena ia wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, nabi yang terakhir, dengan perantara Malaikat Jibril. Yang dimaksud dengan al-kitab di dalam ayat ini adalah al-Quran. Disebut al-kitab sebagai isyarat bahwa al-Quran harus ditulis yang oleh karenanya Nabi Muhammad memerintahkan para Sahabat menulis ayat-ayat al-Quran.
Al-Quran merupakan bimbingan bagi orang-orang bertakwa agar hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang memelihara dan menjaga dirinya dari azab Allah dengan selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menhindari larangan-larangaNya.
Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa adalah sebagai disebut pada ayat-ayat berikutnya.
Pertama, di dalam ayat 3 dijelaskan bahwa tanda orang bertakwa adalah beriman kepada yang ghaib. Termasuk di dalamnya beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, serta menundukkan dan menyerahkan diri kepada-Nya sesuai yang diharuskan oleh iman itu. Tanda seseorang beriman adalah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh imannya itu.
Ghaib adalah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindera. Pengetahuan tentang yang ghaib semata-mata berdasar kepada petunjuk-petunjuk Allah. Karena kita telah beriman kepada Allah, maka kita beriman kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya. Termasuk yang ghaib adalah Allah, malaikat, hari kiamat, surga, neraka, mahsyar, dan sebagainya.
Pangkal iman kepada yang ghaib adalah iman kepada Allah adalah dasar dari pembentukan watak dan sifat seseorang agar menjadi manusia yang sebenarnya. Sesuai dengan maksud Allah yang menciptakannya. Allah berfirman di dalam surat Al-Baqarah ayat 138 yang artinya: “Sibghah Allah. Dan siapa yang lebih baik sibghahnya dari Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah.”
Iman membentuk manusia menjadi makhluk individu dan makhluk yang menjadi anggota masyarakat, suka member, menolong, berkorban, berjihad dan sebagainya.
Dalam mencari arti iman hendaklah seseorang mempelajari sejarah hidup Nabi Muhammad, merenungkan ciptaan Allah, menggunakan akal pikiran, dan mempelajari ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad.
Iman dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Iman akan bertambah bila amal bertambah baik, dan nilai dan jumlah amal ditingkatkan pula.
Kedua, tanda orang bertakwa adalah mendirikan shalat. Mendirikan shalat adalah mengerjakan dan menunaikan shalat dengan menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, tekun mengerjakannya sesuai dengan yang diperintahkan Allah, baik lahir maupun batin. Yang dimaksud dengan ‘kahir’ adalah mengerjakan shalat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan sunah Rasul, dan yang dimaksud dengan ‘batin’ adalah mengerjakan shalat dengan hati, dengan segala ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, karena merasakan keagungan dan kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan seluruh ala mini adalah yang dikehendaki oleh agama.
Yang dimaksud dengan iqamat shalat adalah mengerjakan shalat dengan sempurna; sempurna rukunnya, syarat, dan aturan lainnya yang ditentukan oleh agama.
Arti asal ‘shalat’ adalah ‘doa’, kemudian dipakai sebagai istilah yang berarti ‘shalat’ sebagai ibadat yang telah dikenal dalam agama Islam, karena shalat itu banyak mengandung doa.
Ketiga, tanda orang bertakwa adalah menafkahkan sebagian rezeki yang telah dianugerahkan Allah. Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezeki berarti memberikan sebagian rezeki atau harta yang telah dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang telah ditentukan oleh agama.
Harta yang akan dinafkahkan hanya sebagiannya, bukan seluruhnya. Dalam ayat ini tidak dijelaskan berapa banyak yang dimaksud dengan sebagian itu.
Keempat, tanda orang bertakwa sebagaimana dijelaskan di dalam ayat 4 adalah beriman kepada kitab-kitab yang telah diturunkan Allah, yaitu beriman kepada al-Quran, Taurat, Zabur, Injil dan shahifah-shahifah yang diturunkan kepada para nabi sebelum Nabi Muhammad. Beriman kepada kitab-kitab dan shahifah-shahifah tersebut berarti beriman pula kepada para rasul yang telah diutus Allah kepada umat terdahulu dengan tidak membedakan antara seorang rasul dan rasul lainnya.
Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu sifat orang yang takwa, yaitu orang yang beriman kepada peninggalan para nabi, serta ajaran Allah, baik yang dahulu maupun yang sekarang sampai akhir zaman. Sifat ini akan menimbulkan pengertian dalam diri orang yang takwa bahwa mereka adalah umat yang satu, agar mereka satu dalam Islam dan Tuhan mereka adalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pengasih lagi Penyayang kepada seluruh hamba-Nya. Sifat ini akan menghilangkan dari diri seseorang yang takwa semua sifat menyombongkan diri, rasa golongan, rasa kedaerahan, dan perasaan kebangsaan yang sempit.
Kelima, tanda orang bertakwa adalah beriman kepada adanya hari akhirat. Akhirat lawan dari dunia. Negeri akhirat berarti tempat manusia berada setelah dunia ini lenyap. Yakin akan adanya negeri akhirat berarti benar-benar percaya adanya hidup setelah dunia ini berakhir.
Orang-orang yang mempunyai kelima sifat itulah yang mendapat petunjuk dan bimbingan Allah dan merekalah yang akan merasakan hasil iman dan amal mereka di akhirat nanti. Mereka akan memperoleh keridhaan Allah dan tempat tinggal di surga yang penuh dengan kenikmatan.[]