Sahabat UNISIA yang dirahmati Allah. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan selalu berada di bawah keridhaan Allah yaa. Amiinn.
Tau gak Sahabat UNISIA sekalian, sejak pertama turun, Islam telah menyerukan persamaan harkat dan derajat manusia, apapun ras dan suku bangsanya, apapun warna kulitnya, dan apapun status sosialnya, yang membedakan mereka hanyalah ketakwaan kepada Allah.
Sementara itu di sisi lain, orang-orang Barat di abad 18 ketika itu masih memperlakukan orang kulit hitam dengan diskriminatif. Mereka memperlakukan orang-orang kulit hitam dengan kejam, lebih kejam dari hewan, tidak ada hak bagi orang-orang kulit hitam, membunuh dan menyiksa mereka bukanlah dosa dan dianggap perbuatan biasa.
Nah Sahabat UNISIA, untuk membuktikan bagaimana Islam itu memperlakukan semua manusia itu sama, terlepas dari ras apapun itu, yuks kita simak cerita tentang Bilal bin Rabbah berikut ini.
Bilal adalah putra dari Rabah dan ibunya bernama Humamah, seorang laki-laki Habasyah yang lahir kurang lebih sekitar tiga tahun setelah tahun gajah. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Bilal lahir 43 tahun sebelum hijrah sebagaimana termaktub dalam Shuwar min Hayati ash-Shahabah.
Kulit Bilal legam, badannya kurus tinggi dan sedikit bungkuk serta rambutnya lebat. Ia bukanlah dari kalangan bangsawan. Ia adalah seorang budak. Abu Bakar membelinya, lalu membebaskannya.
Bilal termasuk orang yang pertama memeluk Islam. Diriwayatkan, saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu beruzlah di gua, lewatlah Bilal yang sedang menggembala kambing-kambing milik Abdullah bin Jad’an. Saat Rasulullah melihat Bilal yang sedang bersama kambing-kambing tersebut beliau berkata, “Wahai penggembala, apakah engkau memiliki susu?” Bilal menjawab, “Tidak ada, hanya kambing ini saja. Apabila kalian mau, kusisihkan susunya hari ini untuk kalian.” Rasulullah berkata, “Bawa kemari kambingmu itu.”
Setelah Bilal mendekat, Rasulullah berdoa dengan membawa sebuah bejana yang besar, lalu memerah susu kambing dan memenuhi bejana tersebut. Beliau meminumnya hingga kenyang. Setelah itu memerah kembali susunya hingga bejana penuh, lalu memberikannya kepada Abu Bakar hingga Abu Bakar kenyang. Kemudian memerahnya kembali sampai bejana terisi penuh dan menyerahkannya kepada Bilal. Bilal pun meminumnya hingga kenyang.
Kemudian Rasulullah bertanya kepada Bilal, “Apakah engkau telah mengenal Islam? Sesungguhnya aku adalah utusan Allah.” Bilal pun memeluk Islam berkat dakwah Rasulullah tersebut dan memerintahkan Bilal agar menyembunyikan keislamannya. Bilal pun pulang dengan kambingnya yang kantung susunya mengembung penuh. Sepulangnya dari penggembalaan Bilal menemui pemilik kambing, lalu sang pemilik mengatakan, “Engkau telah menggembalakannya dengan baik, ambillah kambing itu untukmu.”
Selama beberapa hari kemudian, Bilal tetap menemui Rasulullah untuk menyajikan susu kambing dan belajar Islam kepada beliau, sampai akhirnya orang-orang kafir Mekah mengetahui keislamannya. Mereka menyiksa Bilal dengan siksaan yang berat.
Bilal memiliki kedudukan yang istimewa dan mulia. Di antaranya adalah, suara terompah Bilal didengar oleh Rasulullah di surga. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah bersabda kepada Bilal setelah menunaikan shalat subuh, ‘Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga.’ Bilal radhiyallahu ‘anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat sunat yang mampu aku lakukan setiap selesai wudhu dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’ (Hadis Riwayat Muslim).
Bilal adalah orang pertama yang mengumandangkan adzan. ari Zaid bin Arqam berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iya, orang itu adalah Bilal, pemuka para muadzin dan tidaklah mengikutinya kecuali para muadzin. Para muadzin adalah orang-orang yang panjang lehernya di hari kiamat.”
Bilal juga merupakan satu satu dari orang yang menampakkan keislaman. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Ada tujuh orang yang pertama-tama menampakkan keislamannya: (1) Rasulullah, (2) Abu Bakar (3) Ammar dan, (4) ibunya Sumayyah, (5) Shuhaib, (6) Bilal, (7) Miqdad. Rasulullah dilindungi oleh pamannya dan Abu Bakar dilindungi oleh kaumnya. Adapun selain keduanya disiksa oleh orang-orang musyrik Quraisy, mereka dipakaikan pakaian dari besi lalu dijemur di terik matahari. Mereka semua yang disiksa akhirnya menuruti apa yang diinginkan kafir Quraisy yakni mengucapkan kalimat kufur walaupun keimanan tetap berada di hati mereka, kecuali Bilal, ia menundukkan dirinya di jalan Allah…”
Ketika ajal telah dekat, Bilal memanggil istrinya dan berkata, “Alangkah gembiranya aku, besok aku akan berjumpa dengan kekasihku, Rasulullah dan sahabatnya.”
Bilal wafat di Damaskus pada tahun 20 H. Saat itu ia berusia 60 sekian tahun.
Nah Sahabat UNISIA, begitulah Bilal. Suaranya lantang terdengar ketika waktu-waktu shalat datang, sebagai panggilan bagi orang-orang yang beriman. Dia adalah seorang laki-laki kulit hitam yang pernah mengalami kejamnya perbudakan lalu mendapatkan kebebasan serta kedudukan yang tinggi dengan datangnya Islam.
Bilal memiliki banyak keisimewaan dan kemuliaan. Ini bukti bahwa Islam memberikan keistimewaan dan kemuliaan tidak berdasarkan ras, bangsa, ataupun warna kulit, melainkan berdasarkan tingkat ketakwaan kepada Allah.
Semoga cerita Bilal di atas dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Amin.