Husnudzon kepada Allah. Berprasangka baik kepada Allah.
Kita sebagai manusia di dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami sesuatu hal-hal yang terkadang terasa menyenangkan bagi kita ataupun hal-hal yang terasa tidak menyenangkan bagi kita. Semua manusia yang memiliki kondisi normal akan mengalami hal-hal seperti ini. Tapi hal-hal yang terasa menyenangkan pun sebenarnya ada ujian dibalik itu semua.
Manusia sering lupa kepada Allah ketika dirinya sedang mengalami kesenangan, namun pada hakekatnya kesenangan, kebahagiaan ataupun rejeki yang kita peroleh dapatkan ini semua datangnya dari Allah.
Jadi ketika kita merasa senang pun seharusnya kita harus tetap mengingat Allah sebagai bentuk wujud rasa syukur kita.
Surah Al-Baqarah ayat 286
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ
Allah tidak akan membebani di luar batas kesanggupan umat nya. Jika kita renungkan maka ini berarti Allah sudah menakar dengan tepat, tidak akan membebani di luar batas umat nya.
Ayat ini memiliki kandungan makna yang sangat dalam, bahwa apapun yang kita alami ataupun rasakan baik itu hal yang menyenangkan ataupun hal yang menyakitkan, itu semua adalah kehendak Allah yang sudah mengatur. Allah sudah sangat mengetahui dengan tepat takaran nya bagi setiap hamba Nya. Dan setiap manusia memiliki takaran nya sendiri yang tentu akan berbeda-beda dengan yang lain nya. Hal ini lah yang mengharuskan kita juga untuk tidak boleh membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena pada setiap manusia semua nya hanyalah Allah yang mengerti.
Ujian cobaan pada setiap manusia
Setiap manusia memiliki kondisi toleransi yang berbeda beda, dan hanyalah Allah yang mengetahui batasan dari setiap hamba Nya masing-masing. Dan hendak nya kita tidak boleh untuk saling membanding-bandingkan mengenai cobaan yang dialami pada diri kita dengan orang lain. Karena setiap manusia juga menjalani kehidupan nya masing-masing yang tentu akan dapat berbeda, mulai dari rutinitas harian nya ataupun dari keluarga nya dan ataupun juga perbedaan dari tingkat pendidikan yang diperoleh misal nya.
Sebagai salah satu contoh mungkin sahabat Unisia pernah membaca beberapa kisah mengenai seorang anak yang berasal dari keluarga yang terbilang sangat terbatas dalam ekonomi nya dan hanya berprofesi sebagai pedagang kecil asongan, pemulung, petani kecil, namun pada akhir nya mereka dapat sukses dalam karir masa depan nya. Ini lah contoh yang harus kita teladani di kehidupan untuk selalu bersemangat dan pantang menyerah, dan tentu nya kita tetap selalu berprasangka baik kepada Allah.
Ini juga akan balik kepada keimanan kita, bagaimana kita bisa memahami itu semua dan sehingga bisa memotivasi diri kita sendiri untuk bisa melalui segala cobaan.
Allah selalu akan menguji hamba Nya, misal nya ketika seseorang sedang sakit. Biasa nya ada dua hal yang terjadi, yang pertama dia akan bersabar dalam menghadapi cobaan dan ridho karena semua ini datang nya dari Allah. Kemudian ketika orang itu berpikir seperti itu maka dia akan justru memotivasi diri nya sendiri untuk sembuh, dan itu yang akan menguatkan dia. Dibandingkan dengan yang kedua, ketika seseorang sakit dan dia hanya meratapi nya dan cenderung menyalahkan cobaan nya, maka hal yang kedua ini cenderung tidak bisa memunculkan motivasi pada diri nya untuk ingin sembuh.
Surah Ar-Rad ayat 11
هٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
“Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Dikatakan jika Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum Nya kecuali mereka berikhtiar untuk merubah nya.
Jadi setiap kejadian di dunia ini pasti selalu ada hikmah nya, dan memang selalu ada kebaikan-kebaikan yang Allah berikan disitu.
Salah satu contoh nya adalah ketika seseorang ingin berbuat baik untuk orang lain. Karena kemudahan setiap orang dalam bersedekah untuk berbuat baik kepada orang lain, maka itu pasti adalah rejeki dari Allah juga.
Rejeki itu bukanlah berarti bahwa kita hanya selalu menerima hal-hal materi, namun rejeki itu juga dapat berupa kesempatan kemudahan bagi kita dalam bersedekah kepada orang lain. Karena dengan adanya kesempatan untuk melakukan nya itu maka kita akan mendapatkan pahala.
Kita harus bisa memahami hakekat hikmah yang dari setiap kejadian yang kita alami sehingga kita bisa selalu ber-husnudzon kepada Allah.
Surah Al-An’am ayat 59
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahuinya selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)”.
Dijelaskan bahwa, tidak ada sehelai daun yang jatuh yang tidak diketahui oleh Allah.
Jika kita bisa memaknai bahwa sehelai daun yang jatuh saja itu adalah dalam kuasa dari Allah maka manusia yang dikatakan makhluk yang mulia , tentu akan diatur oleh Allah mengenai apa yang akan dilakukan oleh umat Nya.
Kita perlu meyakini juga bahwa yang terbaik disini itu adalah yang terbaik menurut Allah bagi kita.
Kesimpulan nya, bagaimana kita mensikapi dari segala kondisi yang kita alami adalah kita harus kembali menanamkan surat Al Baqarah ayat 286 yang telah kita ulas tadi, dan insya Allah , Allah pasti akan memudahkan semua jalan kita, ikhtiar kita, dan Allah pasti akan memberikan hasil yang terbaik dari ikhtiar kita. Dan yang harus kita ingat adalah yang terbaik menurut Allah bagi kita. Kita tetap harus selalu husnudzon kepada Allah. Ketika kita berprasangka baik, maka itu yang akan Allah berikan.
Sumber : Ustadzah Fereshti Nurdiana Dihan, S.E., M.M. – Dosen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia.