Sahabat Unisia yang dirahmati Allah. Sudah jamak diketahui bahwa Ramadan merupakan bulan yang sangat mulia. Salah satu kemuliaannya adalah diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW di bulan ini, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5.
Dalam banyak riyawat popular, Nabi Muhammad SAW yang tidak bisa membaca maupun menulis diminta malaikat Jibril untuk membaca. Jibril berkata kepada Muhammad, “Iqra!”, “Bacalah!”. Muhammad hanya menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Hingga tiga kali Jibril meminta Muhammad, akhirnya Jibril membacakan Surat Al-Alaq ayat 1-5.
Wahyu pertama yang turun pada bulan Ramadan ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan kebutuhan hidup mendasar manusia, yaitu ilmu. Tanpa ilmu, manusia tidak akan mendapatkan kebaikan dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu.” (HR Ahmad).
Ayat pertama berarti: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”
Menurut penulis, di dalam ayat pertama itu terkandung kunci penting dalam menyingkap maupun mengembangkan ilmu pengetahuan. Setidaknya ada tiga kunci di sana, yaitu:
Pertama, membaca. Membaca adalah metode sangat penting dalam mempelajari ilmu. Aktivitas membaca di sini tidak hanya berupa tekstual, melainkan bersifat umum. Alam semesta adalah objek bacaan yang sangat luas yang telah diciptakan oleh Allah. Membaca merupakan symbol usaha manusia untuk mengungkap suatu ilmu.
Kedua, melibatkan Allah. Ilmu adalah salah satu dari sifat Allah. Karena itu juga sumber pengetahuan datangnya dari Allah. Hanya dengan membaca saja, tidak menjadi jaminan akan dapat mengungkap suatu ilmu tanpa memohon kepada Allah. Dzikir dan doa sangat penting dilakukan dan dirutinkan dalam menuntut ilmu.
Ketiga, melibatkan Nabi Muhammad SAW. Di dalam ayat tersebut terdapat kata ganti ‘kamu’ di dalam kalimat “nama Tuhanmu”. ‘Kamu’ di situ adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi merupakan perantara antara Allah dengan manusia dan alam semesta, termasuk dalam hal ilmu. Maka, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dalam segala aktivitas kita, khususnya dalam konteks ini adalah menuntut ilmu, merupakan salah satu kunci penting agar ilmu kita bermanfaat.
Demikianlah Sahabat Unisia, tiga kunci penting dalam menuntut ilmu yang turun di bulan Ramadan. Wallahu’alam.[]
Oleh: Ahmad Sadzali