Sahabat Unisia yang dirahmati Allah!
Di tengah wabah Covid-19 yang masih tidak dapat dipastikan kapan berakhir, marilah sejenak kita merenungkan dan mentadaburi al-Quran. Yuks, kita buka surat Al-Qasas ayat 58-59. Di dalam ayat tersebut Allah berfirman yang artinya:
“(58) Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang dalam kehidupannya; itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali Sebagian kecil. Dan kami adalah pewarisnya. (59) Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya melakukan kezaliman.”
Sahabat Unisia, renungkanlah sejenak arti ayat tersebut!
Ayat di atas di antaranya menunjukkan kemahaadilan Allah AWT. Di dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Ia Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Jika ada umat-umat terdahulu yang binasa, sesungguhnya itu bukan kehendak Allah. Kebinasaan itu adalah kehendak mereka sendiri. Allah tidak akan berlaku zalim kepada hamba-Nya dengan membinasakan suatu umat tanpa diberitahu atau dikirim kepada mereka seorang rasul. Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri, kecuali penduduk negeri itu yang menghancurkan diri mereka sendiri.
Bagaimana mereka dapat menghancurkan atau membinasakan diri mereka sendiri? Jawabannya tak lain adalah dengan cara memilik yang batil dan membuang yang haq (kebenaran). Mereka membinasakan diri mereka sendiri dengan cara berbuat zalim. Zalim berarti melakukan kebatilan dan menjauhi kebenaran.
Pada ayat 58, Allah menerangkan bahwa banyak penduduk negeri yang telah hidup bersenang-senang dengan kekayaan melimpah, tetapi karena mereka selalu membuat kerusakan dan tidak mensyukuri nikmat-Nya, maka Allah menghancurkan negeri itu dan hanya sedikit saja rumah-rumah mereka yang tinggal.
Sedangkan pada ayat 59, Allah menerangkan bahwa sesuai dengan Sunnah-Nya, Ia tidak akan pernah membinasakan suatu negeri kecuali Ia lebih dulu mengutus seorang rasul untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang mengandung kebenaran, menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya beriman kepada Allah. Setelah rasul diutus dan telah sampai seruan (dakwah), mereka tetap melakukan kezaliman dan mendustakan Allah dan rasul-Nya, barulah Allah membinasakan negeri itu beserta penduduknya.
Sahabat Unisia! Tentu telah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW telah diutus kepada kita. Dakwah Nabi Muhammad SAW pun juga telah sampai kepada kita. Maka, masihkah kita mau berbuat zalim, melakukan kebatilan dan menjauhi kebenaran dakwah ini? Beranikah? Maukah Allah murka, lalu membinasakan kita, seperti umat-umat terdahulu yang telah dibinasakan? Tentu kita tidak ingin itu terjadi.
Maka Sahabat Unisia, inilah waktunya agar kita Kembali lagi kepada Allah dan rasul-Nya. Kita semua berdoa, semoga Covid-19 ini bukan cara Allah untuk membinasakan kita karena kezaliman yang telah kita lakukan. Amin!
Oleh: Ahmad Sadzali