Sahabat Radio Unisia, radio dakwah Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta!
Jamak diketahui orang, bahwa menilai orang lain lebih mudah daripada menilai diri sendiri. Seperti kata pepatah, gajah di pelupuk mata tak tampak, tapi semut di seberang lautan tampak. Tak jarang juga kita lebih sibuk mengurus aib orang lain, namun abai terhadap aib diri sendiri. Padahal pepatah lain bilang, kehancuran bagi orang yang tidak mengenali dirinya sendiri. Mengenali diri tentu tidak hanya dari segi kelebihan saja, melainkan juga mengenali kekurangan dan aib, lalu berusaha untuk memperbaikinya. Bagaimana kita dapat memperbaiki diri kita, jika kekurangan dan aib diri sendiri saja justru tidak dikenali?
Bikinlah perhitungan terhadap dirimu, sebelum Allah yang akan memberikan perhitungannya di Hari Perhitungan kelak. Kalimat ini semestinya menjadi motivasi bagi diri kita untuk selalu memperbaiki diri. Dosa yang telah menjadi rutinitas, sekarang juga harus dihentikan. Kekurangan yang lain juga segera diperbaiki. Jika tidak, bisa terlambat. Sementara kita tidak mengetahui kapan detak jantung kita berhenti dan nafas kita tak berhembus lagi. Kita juga tidak tahu apa yang akan terjadi di Hari Perhitungan kelak.
Hasan Bashri berkata: “Orang beriman itu selalu mengawasi diri dan menghisabnya karena Allah. Hisab di Hari Kiamat pasti ringan bagi orang yang mau menghisab diri di dunia. Dan hisab Hari Kiamat pasti berat bagi orang-orang yang tidak menghiraukan urusan ini.”
Sahabat Radio Unisia yang dimuliakan Allah. Dunia bukanlah tempat untuk bersantai. Alam terbentang bukan hanya untuk dinikmati tanpa makna dan pendekatan diri kepada Sang Pencipta. Pepatah Minang mengatakan “Alam takambang jadi guru”. Sepintas maknanya adalah agar kita belajar dari alam yang telah dihamparkan Allah. Akan tetapi, guru di sini bukan hanya bagi ilmu-ilmu sains saja. Guru di sini juga bukan hanya guru untuk kehidupan duniawi belaka. Namun guru di sini adalah sebaik-baiknya guru. Yaitu guru yang dapat menghantarkan manusia untuk mendekat dan lebih mengenal Sang Pencipta Alam.
Bagi orang beriman, dunia adalah penjara. Orang beriman akan merasakan dirinya seperti ditawan dan berjalan dengan leher yang dibelenggu. Orang beriman tidak akan pernah tenang dan merasa aman hidup di dunia, hingga kelak mereka bertemu dengan Allah. Pertemuannya dengan Allah lah yang menjadi ujung dari perjalanan panjang di muka bumi.
Sahabat Radio Unisia. Luangkanlah waktu di setiap hari untuk berdiam diri, memberi perhitungan terhadap diri sendiri.
Oleh: Ahmad Sadzali