Sosok yang masyhur dengan panggilan Imam Waki’ ini memiliki nama asli Abu Sufyan Waki’ bin Jarrah ar-Ruwassi al-Kufi. Beliau lahir pada tahun 129 Hijiriyah dan wafat pada tahun 197 Hijriyah. Merupakan sosok imam, al-hafizh dengan hafalan yang sangat kuat, sekaligus ahli hadits yang sangat masyhur dari negeri Irak.
Berikut ini beberapa pujian dari para imam lintas zaman kepada sosok yang wafat dalam perjalanan pulang dari ibadah haji. Beliau menghadap kepada Allah Ta’ala di kota Faid yang terletak di antara Makkah dan Kufah.
Imam Ishaq bin Rawaihah berkata, “Hafalan Imam Waki’ bersifat asli, sedangkan hafalan kita harus diupayakan dengan susah payah.”
Imam Ahmad bin Hanbal yang dijadikan rujukan dalam madzhab Hanbali juga mengakui bahwa Imam Waki’ merupakan pribadi yang zuhud, wara’, dan faqih. “Aku tidak pernah menemukan orang yang lebih mendalam ilmunya dan lebih kuat hafalan haditsnya daripada Imam Waki’. Beliau selalu memperbaiki ilmu dan pemahaman fiqihnya dengan iringan sifat wara’ yang sungguh-sungguh. Pada zamannya, Imam Waki’ adalah imam bagi seluruh umat Islam.”
Berdasarkan penuturan Imam Ahmad, Imam Waki’ pernah ditawari menjadi Wali Kota Kufah oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, tapi beliau menolak lantaran sifat wara’ yang dimiliki dan senantiasa dijaga.
Pujian lainnya berasal dari Imam Yahya bin Ma’in yang menyamakan Imam Waki’ dengan Imam al-Auza’i. Tuturnya sampaikan pengakuan, “Aku tidak pernah menemukan orang lain yang lebih utama daripada dirinya. Dia senantiasa mendirikan shalat malam dan berpuasa. Dia selalu mengeluarkan fatwa dengan merujuk pendapat Imam Abu Hanifah.”
“Imam Waki’ adalah tokoh bagi dua kota besar (rajul al-Mishrain), yaitu Kufah dan Bashrah,” aku Imam Ibnu Mubarak.
Bukan hanya para imam yang memberikan pujian, salah satu murid yang juga ulama besar pengikut majlis Imam Waki’ juga sampaikan kesaksian. Ialah Imam Salm bin Junadah yang tidak pernah absen dalam mengikuti halaqah Imam Waki’ selama tujuh tahun.
“Selama itu (tujuh tahun dalam majlis Imam Waki’), saya tidak pernah melihat Imam Waki’ meludah, memungut kerikil, atau duduk sambil menggerak-gerakkan tubuhnya. Saya senantiasa melihatnya duduk menghadap arah kiblat, dan aku tidak pernah sekalipun mendengarnya mengucapkan sumpah atas nama Allah Ta’ala.”
Semoga kita bisa meneladani beliau atas nama cinta kepada Allah Ta’ala. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman]
Sumber: kisahikmah.com