Your browser does not support the audio element.
Radio Unisia
  • Home
  • Audio
    • FIQIH
    • HADIS
    • KAJIAN
    • MUTIARA IMAN
    • PENCERAHAN
    • SIRAH
    • TAFSIR
    • TASAWUF
  • Artikel
    • Mausu’ah
    • Hikmah
  • Tafsir UII
    • Artikel Tafsir UII
    • Audio Tafsir UII
  • Jadwal
    • Harian
    • Mingguan
  • Profil
    • Struktur Manajemen
    • Ihwal
    • Kontak
    • Visi Misi Radio Unisia

Ibadah Mengurus Orang Tua

Posted on January 11, 2018 by admin

Oleh: Bahagia

Mengurus orang tua tergolong ibadah paling tinggi de rajat nya. Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, ada seseorang laki-laki men datangi Nabi SAW, lalu dia berkata, “Aku akan berbaiat kepada engkau untuk berhijrah dan berjihad. Aku akan berharap mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla.”

Beliau bersabda, “Masih hidupkah sa lah seorang dari orang tuamu?” Ja wab nya, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.” “Kamu akan mencari pahala dari Allah Azza wa Jalla?” “Ya.” Beliau ber sabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu, lalu pergaulilah keduanya dengan baik.”

Selain itu, dari Abu Hurairah, ketika ia berada di Dzul Hulaifah, ibunya ada di rumah dan dia di rumah yang lain. Apa bila Abu Hurairah akan keluar rumah, ia berhenti di depan pintu dan ibunya me ng ucapkan, “Assalamu’alaiki ya um matah warahmatullahi wabarakatuhu” (se moga keselamatan, berkah, dan ram mat-Nya terlimpah atasmu, wahai anakku).

Kemudian, Abu Hurairah berkata lagi, “Mudah-mudahan Allah melim pah kan Rahmat-Nya kepadamu, Ibu, sebagaimana engkau telah mendidikku di waktu kecil.” Ibunya menjawab. “Se moga Allah juga memberikan rahmat- Nya, wahai anakku, sebagaimana engkau telah berbuat baik kepadaku di waktu dewasa.”

Apabila Abu Hurairah masuk ke dalam rumahnya, Abu Hurairah mengucapkan hal yang sama. Selanjutnya, dari Ibnu Umar, ia bersama seorang laki-laki Yaman yang melakukan thawaf sambil menggen dong ibunya seraya berkata, “Aku ada lah untanya yang dimanjakan, apabila penunggangnya terkejut maka aku ti dak takut.” Kemudian, laki-laki itu ber kata, “Wahai Ibnu Umar, apakah me nurutmu aku sudah membalas ke baikannya (ibuku)?” Ibnu Umar menja wab, “Tidak. Dan tidak pula sekali napas.”

Hadis di atas menggambarkan bahwa mengurusi orang tua termasuk ibadah yang sangat banyak pahalanya. Bahkan, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan berjihad, sedangkan berjihad pada zaman Nabi termasuk ibadah yang sangat urgen. Sebab, menang berperang menjadi penentu untuk menegakkan ajaran Islam. Bagaimana dengan zaman kini? Seorang anak sibuk dengan urusan ekonomi dan melupakan ibadah utama. Jika orang tua ditelantarkan maka semua ibadah wajib dan sunah yang dilakukan tidak berbuah hasil.

Sesuai dengan hadis di atas, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan dengan pergi berjihad. Sedangkan, pada zaman now, bekerja untuk mencari uang dianggap telah mengabdi kepada orang tua. Sebenarnya, orang tua tidak butuh banyak uang. Mereka butuh teman untuk diajak bicara. Ingat, waktu masih kecil, orang tua bersusah payah untuk membesarkan.

Sumber: republika.co.id

Posted in Hikmah

Post navigation

Bertaklid kepada Mujtahid Bid’ah, ‘kah?
Ketika Imam Ahmad bin Hanbal Menolak Jawab Pertanyaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

pondok pondok pondok pondok pondok pondok pondok pondok
PT. UNISIA MEDIA UMAT
FREKUENSI: AM STEREO 1179 KHZ
OFFICE / STUDIO: KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, LT. II SAYAP TIMUR
JL. DEMANGAN BARU NO. 24 YOGYAKARTA 55281
PHONE: 0274-545196 SMS: 0822 2192 9779