Oleh: Muhammad Arifin Ilham
Dunia ini bisa menjadi surga sebelum surga sebenarnya, jika kita mampu mendudukkan posisi yang tepat dalam menjalani proses hidup. Terutama dalam bingkai rumah tangga yang sedang kita jalani.
Namun, dunia ini bisa juga menjadi lubang neraka dari neraka yang sesungguhnya, jika kita tidak tepat dan cenderung salah menempatkan proses yang seharusnya.
Membangun rumah tangga harapannya selalu berpilar kepada sakinah; damai, tenang, dan bahagia. Berikut ini ada baiknya kita kenali lagi pilar keluarga sakinah.
Pertama, pagari benteng rumah tangga dengan sungguh-sungguh berpegang teguh pada Alquran dan sunah.
Kedua, ingat bahwa tujuan utama hidup berumah tangga adalah meraih ridha Allah dan kebahagiaan di “kampung akhirat”. Ketiga, tumbuhkan saling cinta, semata karena Allah. Sehingga saat terlihat kekurangan dari pasangan kita, dipandangnya sebagai keistimewaannya.
Bertambah usia pernikahan, bertambah rasa sayangnya, semakin manja dan mesra. Keempat, bingkailah ide dan aktivitasnya sebagai ikhtiar untuk saling melayani, melindungi, dan menyenangkan keluarga.
Kelima, sadari bahwa halal adalah pintu sakinah. Sehingga makan minumlah dari sesuatu dan proses yang halal.
Keenam, kekuatannya saling mendoakan di penghujung malam. Ketujuh, minimal sepekan sekali “tarbiyyah ahliyah” pembinaan keluarga dengan duduk bersama mengaji dan mengkaji Alquran dan sunah. Kedelapan, segera minta maaf tatkala melakukan kesalahan.
Kesembilan, mensyukuri nikmat Allah dengan senang berbagi dan sedekah. Kesepuluh, tawakal yang penuh bahwa hanya Allah segala-galanya.
Sumber: republika.co.id