Oleh: Wisnu Tanggap Prabowo
Tatkala Bani Umayyah berkuasa di Spanyol, mereka tidak saja menjamin hak-hak minoritas. Bani Umayyah juga memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi terpelajar melalui pendidikan di universitas-universitas di Andalusia hingga bangsa Eropa tercerahkan di berbagai ca bang ilmu yang imbasnya masih dapat kita rasakan hingga hari ini.
Pada era Abbasiyah, kaum minoritas kerap menempati jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan, pendidikan, dan aktivitas penerjemahan. Islam mewajibkan umatnya bersikap adil, bahkan terhadap pemeluk agama lain.
Ketika Daulah Ayyubiyah berkuasa di Syam, mereka bersikap welas asih dengan pemeluk agama lain di Yeru salem. Sultan Salahudin al Ayyubi juga memberi contoh bahwa nilai kemanusiaan dalam Islam selalu berjalan di segala aspek kehidupan, meski dalam peperangan sekalipun.
Ketika menang, Islam tidak serta-merta semena-mena terhadap hak-hak minoritas. Tatkala unggul, umat Islam tetap teguh menjaga janji, bahkan terhadap musuhnya. Saat Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro menimpakan kerugian besar kepada Belanda dalam rentetan peperangan, keduanya tetap memenuhi undangan perundingan damai Belanda. Namun, kedua ulama itu ditangkap dalam skenario pengkhianatan.
Daulah Utsmaniyyah mencontohkan bahwa membantu sesama tidak terbatas pada mereka yang seiman saja. Hal ini dibuktikan saat mereka membantu eksodus Yahudi dari Andalusia karena terusir oleh inkuisisi Ratu Isabella. Sebanyak 150 ribu Yahudi juga diberi lahan mukim di Turki.
Tatkala Irlandia dilanda kelaparan di pertengahan abad ke-18, Sultan Usmaniyah Abdul Majid I juga mengirim bantuan bahan makanan dan uang ke Kota Drogdea, Irlandia. Padahal, kala itu Usmaniyah sedang bermasalah hingga dijuluki The Sick Man of Europe. Hingga hari ini, Irlandia tidak pernah melupakan misi kemanusiaan sang sultan.
Perdana Menteri Inggris William Pitt bahkan pernah berkata, mengenai kekhalifahan Usmaniyah, “The Turks were always fair but they met a lot unfair things against them,” Bangsa Turki selalu adil namun mereka menemui banyak ketidakadilan.
Dalam keadaan apa pun, di manapun, dan pada zaman apa pun, sejarah mencatat bahwa kaum Muslimin selalu menjunjung tinggi nilai keadilan, memegang teguh janji, mengedepankan perdamaian, toleran terhadap perbedaan, mudah mengulurkan bantuan, dan sering memaafkan.
Allah Azza wa Jalla berfirman, Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. [al-Hujurat [49]:9]. Semoga Allah lekas mengangkat penderitaan kaum Mus limin di manapun mereka berada dan menganugerahi keamanan di nusantara dan menjaga kita dari hasutan provokasi.
Sumber: republika.co.id